www.objekwisata.com – Ada sebuah survey yang dilakukan oleh seorang peneliti yang meneliti tentang efek dari traveling. Secara keseluruhan, survey tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa orang yang secara rutin melakukan traveling atau liburan merasa lebih bahagia daripada mereka yang tidak berlibur.
Akan tetapi, dalam hal ini, kamu harus tahu traveling atau berlibur yang seperti apa yang membuat orang bahagia, apakah ada hubungan dengan jangka waktu liburan, atau tempat berlibur.
Berikut secara lengkap hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jeroen Nawjin. Beliau adalah seorang pengajar senior di bidang pariwisata di NHTV Breda University of Applied Science di Belanda. Dengan mengetahui hasil dari surver yang beliau lakukan, kamu akan lebih bersemangat untuk melakukan liburan tentunya dengan memperhatikan beberapa hal. Berikut informasi selengkapnya.
Sebelum dan Sesudah Berlibur
Dari survey yang Dr. Jeroen Nawjin lakukan, ada hasil yang sangat mencengangkan. Ternyata, orang yang traveling atau berlibur itu merasa lebih bahagia sebelum liburan tiba daripada setelah berlibur. Dari penelitian tersebut, Nawjin menyimpulkan orang yang akan berlibur memiliki level kebahagiaan jauh lebih tinggi daripada ketika sudah kembali dari berlibur.
Bahkan, pada waktu perencanaan saja, seseorang terlihat lebih bahagia. Menurut Nawjin, orang yang merencanakan untuk traveling walaupun rencananya dilakukan jauh-jauh hari sekitar 8 minggu, level kebahagiaannya meningkat.
Hal ini berbeda jauh ketika orang tersebut kembali dari berlibur. Kebahagiaan mereka hanya bertahan tidak lebih dari 2 minggu saja.
Meskipun demikian, dibandingkan dengan orang yang tidak sering berlibur, level kebahagiaan orang yang secara rutin berlibur lebih tinggi. Oleh karena itu, kamu harus merencanakan traveling ke suatu tempat yang menarik dan mungkin belum pernah kamu kunjungi.
Satu hal yang harus digarisbawahi bahwa level kebahagiaan ini sama sekali berpengaruh dengan tingkat kesehatan seseorang. Dari penelitian sebelumnya, orang yang sering traveling atau berlibur terlihat lebih sehat daripada mereka yang tidak berlibur. Jadi, kapan kamu merencanakan liburan?
Panjangnya Masa Liburan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nawjin ini, beliau tidak memasukkan faktor penghasilan atau kekayaan seseorang. Namun, penelitian ini menggunakan faktor lain, yaitu panjang pendeknya waktu liburan.
Ternyata, lamanya liburan itu tidak mempengaruhi level kebahagiaan. Tingkat kebahagiaan orang yang kembali dari liburan akan turun dalam jangka waktu paling lama 2 minggu. Jadi, bukan berarti masa liburan yang lama akan membuat kamu lebih bahagia.
Sebelum dan Saat Liburan
Di bagian sebelumnya, Nawjin menyebutkan bahwa orang merencanakan liburan lebih bahagia daripada ketika ia pulang dari liburan. Lalu, bagaimana perbandingan level kebahagiaan sebelum dan saat liburan?
Ternyata, saat liburan berlangsung, orang tidak terlalu bahagia. Justru lebih bahagia ketika ia sedang merencanakan. Kesimpulan ini diambil oleh Nawjin dari proses yang ia lakukan untuk meneliti perasaan seseorang sebelum liburan tiba dan saat liburan dilakukan.
Saran bagi Para Traveler
Dari penelitian tersebut, kamu sudah mengetahui bahwa liburan itu meningkatkan perasaan bahagia. Lebih dari itu, Najwin menyarankan agar liburan dilakukan dalam kurun waktu sekitar 7-13 hari. Jangka waktu tersebut ternyata membuat orang merasa lebih bahagia dalam jangka waktu yang cukup lama. Najwin menemukan sebuah fakta bahwa liburan kurang dari 7 hari atau lebih dari 13 hari ternyata akan membuat seseorang kurang bisa menemukan perasaan bahagia.
Itulah informasi yang mungkin harus kamu ketahui tentang traveling atau liburan. Jadi, kamu sekarang tahu bagaimana membuat liburan menyenangkan dan membahagiakan.
1